Disiplin adalah mata rantai dari
perilaku membiasakan diri terhadap sesuatu. Pada satu kesempatan, atasan saya
pernah mengatakan bahwa suatu kegiatan yang dilakukan berulang paling tidak 3
kali secara berturut-turut dalam waktu dan kondisi yang sama dengan konsisten
akan menjadi satu kebiasaan, baik itu kebiasaan positif maupun kebiasaan
negative. Hal ini pernah saya alami sendiri, yaitu ritual bangun pagi. Saya
sengaja bangun telat dan saya lakukan selama 3 hari berturut-turut, di hari
ke-empat secara tidak sengaja saya terbangun dijam yang sama. Minggu
berikutnya, saya paksakan untuk bangun lebih awal selama 3 hari berturut-turut,
dihari berikutnya saya terbangun dijam yang sama pula, termasuk ketergantungan
bangun tidur pada alarm. Dulu saya termasuk alarm
addict, yang tidak bisa bangun pagi tanpa alarm namun setelah saya coba
bangun secara konsisten di jam yang sama ternyata kebiasaan tersebut terpanggil
setiap hari oleh otak dan mengirimkan signal untuk bangun pagi.
Begitu pun pada anak-anak, daya
tangkap dan daya ingatnya yang masih sangat bagus merupakan moment yang tepat
untuk menanamkan nilai-nilai baik, seperti disiplin salah satunya. Berikut ini
adalah tips untuk melatih disiplin pada anak-anak:
1. BUATLAH PERATURAN YANG JELAS DAN SIMPEL
Buatlah satu aturan yang
disepakati bersama, sederhana dan mudah dimengerti. Anak-anak dibawah usia 4
tahun masih belum bisa menyerap kalimat kompleks yang disampaikan orang dewasa
sehingga Anda harus menyampaikannya dengan simple. Anda bisa lakukan repetisi
pengucapan larangan untuk anak usia 2-3 tahun, seperti, “tidak boleh memukul nak, tidak boleh, tidak boleh memukul”, atau
Anda bisa sampaikan kalimat yang menunjukan sebab-akibat untuk anak usia 3-4
tahun seperti “tidak boleh lompat-lompat
di kursi nak, kamu bisa terjatuh”.
Untuk anak usia diatas 3 tahun,
Anda juga bisa sampaikan konsekwensi atau keuntungan apa yang akan hilang jika anak melanggar peraturan tersebut.
2. DISIPLIN BERAWAL DARI KEBIASAAN SEHARI-HARI
Peraturan memang terkadang dirasa
mengekang dan membatasi, sehingga anak-anak merasa bahwa peraturan adalah
sesuatu hal yang menyebalkan. Oleh karena itu, tidak sedikit anak-anak justru
malah melanggar aturan tersebut. PR untuk orangtua adalah bagaimana membuat
aturan tersebut menjadi sesuatu yang menyenangkan untuk dilakukan. Seperti,
menggosok gigi di malah hari, Anda dapat memberikan sikat gigi dengan design
favorite si kecil agar ia gemar menggosok gigi. Ala bisa karena biasa, awalnya
mungkin akan terpaksa namun lama-lama akan bisa dan menjadi terbiasa. Seperti,
menyimpan sepatu di rak sepatu, awalnya mungkin sulit, namun ketika dibantu
oleh mama menyontohkan setiap hari, maka dengan sendirinya si kecil akan
mengikuti.
3. KETAHUI PEMICUNYA
Melarang anak untuk melakukan
sesuatu yang membahayakan atau tidak sopan bukan satu-satunya cara agar ia
menjadi disiplin. Carilah apa yang menjadi pemicunya, lalu bereskan pemicunya
terlebih dahulu.
Anak-anak sering menggambar di
semua tempat yang ia mau, seperti menggambar di dinding ruangan. Selain
melarangnya, Anda harus menyimpan kuas atau pensil berwarna ditempat yang tidak
bisa dijangkau si kecil dengan tujuan agar ia tidak bisa mengambil pensil
warnanya sesuka hati tanpa pengawasan dari Anda. Arahkan si kecil untuk
mengggambar pada kertas atau objek lain yang Anda sediakan agar ketertarikannya
pada menggambar tetap tersalurkan.
4. KONSISTEN
Buatlah aturan yang konsisten
agar anak tidak bingung. Jika hari ini A itu dilarang, maka besok A tetap
dilarang. Yang perlu diingat juga adalah aturan yang diterapkan di rumah
berlaku untuk Anda dan pasangan serta si kecil. Jika si kecil tidak boleh makan
dan minum sambil berjalan, maka aturan tersebut juga berlaku untuk orang tua.
Terkadang si kecil berusaha mengeluarkan jurus untuk merayu Anda dengan
rengekannya agar kemauannya tetap dituruti namun Anda tetap harus konsisten
dengan aturan yang sudah Anda terapkan di dalam rumah demi terbentuknya
karakter anak yang disiplin.
5. TIDAK MUDAH TERPANCING EMOSI
Memang, terkadang rutinitas
sebagai ibu rumah tangga atau beban mencari nafkah untuk keluarga terasa
menguras tenaga sehingga ketika mendapati si kecil berperilaku yang tidak kita
inginkan, emosi menjadi mudah tersulut sehingga Anda dengan mudahnya, memarahi
si kecil atas perilakunya. Moms, melarang si kecil dengan penuh kemarahan tidak
akan memperbaiki apapun karena si kecil hanya menangkap amarah Anda bukan
maksud Anda. Tetap tenang dan sabar, kemudian bertindak cepat dan sampaikan
maksud Anda dengan tegas. Beritahu si kecil dengan jelas dan tegas bahwa apa
yang dilakukannya tidak baik.
Baca juga : Usia 4 Bulan, Sudahkah Si Kecil Menunjukan 5 Hal ini?
6. STAY POSITIVE
Setiap anak memang memiliki
keunikan sendiri, termasuk perilakunya yang tak jarang membuat Anda merasa
kerepotan untuk mengurusinya. Aturan tetap aturan namun si kecil nampaknya tak
mengindahkan bahkan cenderung mengulangi perilaku buruknya, Stay Positive ya Moms. Ingat bahwa ia adalah buah hati Anda, seseorang yang telah
Anda nantikan kehadiran selama 9 bulan. Jangan katakan kekecewaan Anda padanya,
hal tersebut dapat membuatnya down
dan berkecil hati. Ungkapkan kelelahan Anda pada pasangan Anda, psikolog atau
ahlinya untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat.